Selembar Kertas Di Atas Angin
Jam
dinding dikamarku sudah menunjukan pukul 01.40 pagi dan music beserta soundnya
yang menempel di sisi-sisi kamarku masih terus berbunyi membawakan lagu-lagu
slow rock koleksiku dan tidak sengaja terputarlah lagu milik Steelheart yang berjudul mama don’t you cry. Entah kenapa aku
selalu merinding dan termenung ketika mendengar lagu ini. mungkin karna aku
terlalu meganggungkan sosok seorang ibu, iyalah sosok yang sangat berharga bagi
diriku. Sosok yang pertama kali mengajariku tentang apa itu hidup dan juga
mengenaliku tentang apa itu cinta. Kasih sayangnya tak kunjung henti, mulai
dari lisan tuanya yang selalu menyebutkan doa untukku di sela-sela tarikan
nafas kecilnya. Sungguh sempurna sosoknya bagaikan bidadari nyata yang tidak
bersayap.
Lagu ini
membuatku masuk kedalam liriknya yang menggabarkan sosok Ibu ketika itu juga
tak terasa air mata mulai mengalir diwajahku, ditambah lagi ketika sang vokalis
Miljenko Matijevic menghentakkan
suaranya dilirik “You’ll always be in my
heart oh mama don’t you cry, you’ll always live in my dreams oh mama don’t you
cry”. Lirik itu membawaku keruang waktu, tepatnya 16 tahun yang lalu ketika
umurku baru beranjak 3 tahun. Aku ingat sekali ketika itu aku dan ibu pergi
berbelanja buah kesukaanku di toko buah tepatnya di pinggiran jalan raya.
Ketika ibu sedang sibuk memilih buah aku bermain hingga hampir ketengah jalan
raya, ketika ibu melihatku ibu berteriak memanggil namaku dan berlari
menghampiriku melewati jalan raya yang sempat aku lewati tadi, ketika itu juga
ada mobil truk yang melaju sangat kencang hingga menabrak ibuku yang ingin
menyebrang. Aku melihat sendiri ibuku tertabrak dan jatuh tertidam di depan
truk tersebut. seketika itu juga darah mulai membanjiri jalan raya. Betapa hancurnya
aku ketika melihat kejadian itu, bahkan sampai detik inipun terasa perihya
ketikka teringat hal itu.
Sewaktu
kecil aku memang menjadi anak laki-laki yang nakal dan kenakalan itu juga yang membuat
ibuku menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Saat itu aku sadar bahwa hanya
sosok ibu yang rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk anak-anaknnya. Ketika
lagu mama don’t you cry sudah
berhenti terputarlah lagu milik Queen
yang berjudul Bohemian Rhapsody. Yaa
untuk ke dua kalinya lagu slow rock yang bertemakan ibu membuatku larut kedalam
kesedihan dan menambah panjang imajinasiku tentang ibu. Diiringi lagu Queen ini kuambil kertas dan pensil lalu
kutuliskan semua doa dan keluh kesahku didalam selembar kertas, kutulis “Sangat dingin dimalam hari tanpa kau disini,
anda akan selalu berada dihatiku, akan selalu hidup dalam mimpi ketikaku
menutup mata aku elihat cahaya dan bayangan wajah anda seperti malaikat
diatasku, oh mama”. Inilah secuil asaku, kerinduanku yang tergambar lewat
selembar kertas dan berharap angin yang membawa kertas ini kemanapun tujuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar